oleh : ndaru
Tahun 2010 ini rupanya memang bukan tahun keberuntungan bagi sejarah. Pasalnya, dua tim futsal cowok dan satu tim cewek harus rela tersisih dalam ajang tahunan sasporte. Memang, dalam dua tahun ini prestasi tim futsal sejarah (historia) tampak lesu. Hanya tim cewek yang beranggotakan Johana, Pepen dkk saja yang mampu mengangkat nama sejarah dalam sasporte 2009. Namun sayang, ditahun ini pun tim cewek hanya mampu menjadi runner up, setelah kalah 2-1 dari perancis. Kata kurang beruntung adalah kata yang tepat digunakan untuk menyebut tim futsal sejarah saat ini. Mengingat sejarah telah mengirimkan pemain-pemain terbaiknya yang bahkan diakui juga ditingkat fakultas. Sebut saja Annas, Panji, Asep dan penjaga gawang berpengalaman, Posan turut berjibaku membela panji sejarah. Namun naas, permainan indah mereka belum mampu mengangkat nama sejarah dilaga sasporte kemarin.
Jalannya pertandingan sejarah kemarin pun sebenarnya cukup sengit. Historia B mendapat ujian ringan menghadapi kearsipan di awal laga sasporte. Dengan dominasi permainan di sepanjang pertandingan, Sidik dkk mampu menggasak kearsipan dengan lima gol tanpa balas. Kemenangan ini membawa tim futsal sejarah bertemu Arab diperempat final, setelah sebelumnya arab menundukkan Sasmun 5-1. Spontan suporter fanatik sejarah bersorak riuh.
Masih di hari yang sama, Historia A mendapat jadwal bertanding malam, jam 7 tepat melawan Sasindo 09. Sepanjang babak, Historia A tampil sangat cemerlang. Walau sempat kecolongan satu gol terlebih dulu, Historia A mampu membalikkan kedudukan dan memenangi pertandingan dengan skor 3-1. Kemenangan ini tak lepas dari koordinasi pemain dan manejer tim, Bowo. Berkat pemikiran dan sarannya lah Historia tampil apik. Usai pertandingan ini Historia A sudah ditunggu Antro B yang mendapatkan bye.
Dukungan suporter sejarah yang setia menyemangati baik saat atau sebelum pertandingan seharusnya perlu ditiru oleh suporter-suporter jurusan lain. Mereka merelakan waktu dan energinya demi melihat teman-temannya berjuang. Bahkan mereka juga dapat dikatakan ikut berjuang, karena terbukti mampu meningkatkan peforma permainan tim. Teriakan, jeritan serta glothekan yang mereka buat itu akan membuat pihak musuh gentar, sehingga mudah dikalahkan. Malahan, saking semangatnya mereka ada yang memasuki lapangan, sehingga memaksa wasit memberi peringatan. Namun begitu, suporter sejarah yang terdiri dari berbagai angkatan itu sepantas nya diteladani jurusan lain. Melalui suporter itu lah rasa persatuan terbentuk dan mampu mempererat hubungan antar angkatan dalam jurusan. Mungkin di tahun mendatang perlu diadakan penghargaan bagi suporter terbaik.
Pada pertandingan jam ke dua, Historia A dan B mengalami nasib yang kurang mengenakkan. Keduanya harus rela terdupak, setelah bermain menawan dilaga pertama. Historia B harus mengakui keunggulan Onta Arab karena ditundukkan 3-1. Satu-satunya gol tunggal dari sejarah diciptakan oleh Sidik, menyusul kemudian gol balasan dibabak pertama, memaksa kedudukan berakhir 1-1 sampai turun minum. Saking asiknya mencari peluang untuk memimpin kedudukan, historia B justru harus menelan pil pahit setelah Ringgo, sang penjaga gawang kemasukan gol. Bahkan dimenit akhir pertandingan striker arab, Zamzam mampu mencetak gol tambahan yang membuat mental Historia B drop. Terpaksa, hingga pertandingan berakhir, kedudukan tetap bertahan 3-1 membuat historia B tersingkir.
Nasib serupa juga dialami Historia A. Dengan susunan pemain lebih mumpuni, tim A justru tak bisa menerobos Perenam final dengan mudah. “Kami sebenarnya sudah bermain bagus, namun sayang kami lupa mencetak gol”, begitu canda Rian, salah seorang pemain Historia A usai kalah tipis 2-1 dari Antro B. Apabila dilihat dari statistik pemain dan permainan, tim A memang lebih diunggulkan. Maka dari itu tidak alasan lain selain dewifortuna yang belum berpihak kepada sejarah.