Pages - Menu

Jumat, 29 Mei 2009

Menjadi Mahasiswa Aktif, Kreatif dan Berakhlak Mulia

by : ndaru sw

Kita bukanlah anak SMA lagi. Mahasiswa dituntut kreatif, mempunyai karakter dan berkepribadian mulia. Mahasiswa tidak hanya berangkat kuliah, pulang, mengerjakan tugas, esoknya berangka kuliah lagi.


Saya tidak mengira bisa masuk di UGM dan diterima menjadi mahasiswa di jurusan sejarah. Menjadi mahasiswa UGM adalah impian saya sejak kecil. Sehingga saya tidak mau mensiasiakan kesempatan emas ini. Saya ingin menimba ilmu sebanyak-banyaknya di sini, tidak hanya mencari pangkat, melainkan juga wawasan dan kemampuan. Karena mahasiswa adalah penerus bangsa dan nasib bangsa esok ada ditangan kita.Menjadi Mahasiswa yang baik tidaklah mudah. Mahasiswa harus aktif, respect terhadap lingkungannya. Faktanya banyak para mahasiswa sukses dibidang akademika namun nol untuk lingkungannya. Terbukti saat ada kegiatan karang taruna kampung, kebanyakan yang aktif disitu adalah pemuda-pemudi bukan mahasiswa. Atau ini mungkin karena banyak diantara mereka yang kos? Namun dari mahasiswa yang kos pun sedikit yang aktif dalam organisasi. Mereka sibuk dengan urusan tugas dan bermain. Memang bermain itu perlu atau alangkah baiknya jika kita bermain sambil belajar. Mutakhir ini orang dituntut untuk melek media, kita harus dapat menggunakan media misal audio-visual untuk presentasi dan dokumentasi. Seorang mahasiswa humaniora atau sastra akan bagus jika menekuni hal tersebut toh selain juga aktif dalam media press.
Selain aktif mahasiswa juga perlu kreatif. Aktif tanpa kreatif rasanya seperti minum teh tanpa gula, jadi bersikap aktif berdampak baik namun kurang manis atau berhasil. Seorang yang kreatif akan mudah menyelesaiakan masalah demi masalah. Sifat kreatif ini sering dianggap sifat bawaan. Namun menurut saya itu tidak sepenuhnya benar. Yang mempengaruhi sifat ini adalah faktor lingkungan dan kebiasaan. Apabila kita membiasakan diri kita untuk mencari terobosan, inovatif kita akan dapat sifat itu. Sifat kreatif contohnya menggalang dana untuk kegiatan dengan mengadakan pentas seni dan penontonnya diharap menyumbang. Membuat blog komunitas angkatan yang memiliki koneksi ke universitas lain sehingga terjalin komunikasi aktif. Atau mungkin mengumpulkan tugas dengan media audio-video dalam VCD, tentunya ini untuk tugas seperti laporan kunjungan atau sejenisnya. Yang jelas tindakan kreatif jangan sampai mempersulit kita.
Sifat kreatif melahirkan sikap kritis yang diperlukan seorang mahasiswa. Saya memang belum mempunyai sikap kritis. Namun saya bertekad untuk memilikinya. Karena dengan bertindak semacam tu akan memperkuat pendirian dan mental kita.

Satu lagi sifat yang harus dimiliki setiap mahasiswa adalah berakhlak mulia. Menjadi pintar tanpa akhlak yang baik malah akan membahayakan. Korupsi mungkin menjadi bukti gagalnya pendidikan akhlak. Atau yang lebih dekat misalnya tawuran antar mahasiswa, skandal, narkoba dll. merupakan catatan hitam dalam dunia mahasiswa. Penyebab dari itu semua adalah kurangnya perhatian moral pada mahasiswa. Namun untuk meluruskannya sulit, perlu kesadaran dari diri masing-masing. Mahasiswa tidak hanya mementingkan akademik semata namun juga perlu spiritual. Selain itu kita juga harus memiliki rasa kebersamaan, tenggang rasa dan saling bantu membantu agar terjalin hubungan baik antar mahasiswa. Jadi No anarki, No tawuran just peace lovers. Hidup Mahasiswa.

Museom Sanabudaya, Yogyakarta

useum adalah suatu tempat untuk menyimpan benda-benda kuno atau bersejarah. Berbeda dengan arsip yang menyimpan barang-barang berupa dokumen atau sejenisnya agar tidak musnah dan dapat digunakan kembali sebagai bahan referensi penulisan sejarah. Jadi kita harus dapat membedakan antara museum dan arsip. Dibanding Arsip, museum lebih menitikberatkan pada aspek pertunjukan dari pada segi keaslian atau keautentikan suatu peninggalan.
Di Indonesia terdapat banyak sekali museum, di jawa saja ada puluhan baik tingkat lokal atau provinsi. Museum berasal dari bahasa yunani, Mouseion yang berarti tempat kedudukan bagi Mousa. Mousa adalah sebutan anak-anak dari dewa Zeus yang ditinggikan. Mereka menguasai perhal seni dan ilmu pengetahuan yang diwariskan yang amat sangat berguna. Untuk itu secara etimologi dapat dikatakan museum merupakan tempat untuk menimba ilmu pengetahuan dan seni kehidupan masa lalu karena merupakan warisan yang harus dijaga.

Sanabudaya Yogyakarta


Sanabudaya (sonobudoyo) adalah salah satu museum yang ada di Yogyakarta. Museum ini merupakan kelanjutan dari Java Institut yang dibentuk Belanda pada tahun 1919. Sanabudaya berasal dari kata sana dan budaya. Sana berasal dari kata sasana (sosono) yang berarti tempat, sedangkan budaya (budoyo) berarti memiliki unsur budaya. museum ini terletak di Jalan Trikora 6 Yoyakarta, atau lebih tepatnya di utara alun-alun lor keraton Yogyakarta. Pada awalnya museum ini diprakarsai oleh tiga orang belanda Ir. Tn. Karsten, PHW. Sitsen dan Koperberg. Berdasarkan kongres di Java Institut mereka mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah museum di Yogyakarta. Kemudian mereka bekerja sama dengan PH. Hadiningrat dan menghadap Sri Sultan Hamengku Buwono VIII untuk meminta ijin mendirikan museum di Yogyakarta. Mereka melihat kebudayaan jawa sangat banyak dan semakin hari kian tidak diperhatikan. Mereka khawatir jika hasil kebudayaan tersebut hilang atau pindah tempat. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menyetujui gagasan tersebut dan memberikan tanah di dekat keraton jogja agar banyak dikunjungi orang.
Letak museum yang strategis, hanya beberapa puluh meter dari utara keraton jogja memang memudahkan pengunjung menjangkau tempat ini. Namun data statistic menunjukkan pengunjung kian waktu kian menipis. Bahkan ditahun 2001 jumlah pengunjung satu tahun hanya sekitar 20.000 orang.
Museum ini resmi berdiri pada tahun 1934 menggunakan tanah bekas hadiah dari Sultan kepada abdinya. Dalam tahun jawa waktu berdirinya museum tersebut digambarkan dalam sengkalan “Buta Ngrasa Esthining Lata” yang berarti tahun 1865. Museum ini dikemas dalam tradisi jawa, bangunan museum berupa joglo lengkap dengan emperan dan pintu masuknya khas kerajaan.
Foto : ndaru sedang mendengarkan instruksi pemandu di pendapa masuk museum


Pada tahun 1939 – 1940 museum sanabudaya direnovasi. Gedung diperluas dengan sebuah pendapa di sebelah timur museum dan dibuka pula sekolah kerajinan tangan. Gedung yang semula sederhana kini dipacak dengan kaca di emperannya, ruang pertunjukan pun ditata ulang. Bahkan pada malam hari kecuali hari kamis pukul 20.00 – 22.00 WIB diadakan pagelaran wayang kulit berdurasi singkat. Untuk menikmati pertunjukan ini dikenakan biaya Rp 20.000. Hal ini dilakukan untuk menarik para pengunjung selain juga melestarikan budaya jawa. Namun usaha ini tidak mendapatkan respon positif dari kalangan masyarakat. Bahkan kebanyakan dari para pengunjung adalah turis asing, jarang sekali turis domestic turut menikmati wayang.
Sebenarnya benda-benda yang dikoleksi di museum ini dapat dibilang lengkap dan tua. Kebanyakan berupa hasil budaya dari daerah di Jawa, Sunda, Bali, Madura dan Lombok. Sejak berdirinya museum ini mendapatkan dana dari pemda setiap tahunnya. Dana tersebut digunakan untuk merawat, memperbaiki dan membeli barang-barang kuno yang sangat berharga. Barang-barang kuno tersebut sebenarnya masih banyak berada disekitar kita. Namun kita tidak tahu harus bagaimana atau tidak rela kehilangan benda tersebut. Sehingga harus dibeli dengan materi. Hal ini menunjukkan kesadaran kita terhadap akuisisi sumber sejarah masih kurang.
Foto : wayang diponegoro yang tiada duanya


Mulai tahun 2000 para pengiat museum mulai memikirkan bagaimana supaya museum banyak dikunjungi orang. Mereka menilai desain tata ruang di museum perlu ditata ulang. Mereka ingin meniru gaya museum modern yang menggabungkan aspek kenyamanan dengan tujuan utama. Pada sela ruang pertunjukan diperlukan sebuah panggung hidup, warung dan kios yang menjual barang-barang kerajinan (bukan benda kuno yang dilindungi). Konsep ini sudah banyak dipakai di luar negri seperti museum Louvre di Paris, Hermitage di Leningrad, Uffizi di Florence dan Prado di Madrid. Semua itu adalah museum-museum kuno atau bahkan bangunan museum sendiri harus dimuseumkan. Namun bukan berarti barang-barang kuno yang ada didalamnya lebih baik dari tempat kita. Sanabudaya misalnya, museum ini memiliki daya tarik yang luar biasa. Bangunan beratap joglo yang tua, gapura semar tinandu yang unik dan masih ditambah pula gapura-gapura lain bergaya bali. Gapura candi bentar dan paduraksa ditambah lagi patung dwarapala dari candi kalasan yang tiada duanya. Belum lagi barang-barang koleksinya mulai dari zaman batu hingga logam yang menunjukan perkembangan zaman.
Koleksi – koleksi benda yang terdapat di museum Sanabudaya secara kategori ilmu yang mengkaji sebagai berikut.
  1. Geologika adalah benda yang menjadi obyek ilmu geologi. Contohnya : batuan, mineral, fosil, permata dll.
  2. Biologika meliputi benda yang merupakan obyek penelitian ilmu biologi. Antara lain : tengkorak dan kerangka hewan, tumbuhan dan manusia
  3. Etnografika mengkaji benda-benda yang merupakan hasil budaya suatu etnis atau wilayah tertentu, misalkan Kacip.
  4. Arkeologika, dapat digunakan untuk meneliti kehidupan zaman pra sejarah sampai masuknya budaya barat. Misalnya cermin tembaga yang digunakan pada masa sebelum mengenal barat.
  5. Historika adalah benda yang bernilai sejarah dan dapat digunakan menjadi obyek penelitian untuk merekuntruksi masa lalu. Misalnya senapan, meriam, peluru dll.
  6. Numismatika berupa mata uang atau alat tukar pada masa lampau. Contohnya uang logam cina dan uang kertas kuno.
  7. Filologika adalah benda koleksi menjadi obyek penelitian filologi. Misalnya naskah kuno, tulisan jawa kawi, dll.
  8. Keramik adalah koleksi barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, digunakan untuk memasak atau perkakas. Contohnya : Ketel, Guci dll.
  9. Seni Rupa contohnya seperti lukisan
  10. Teknologika menggambarkan kondisi perkembangan teknologi dari benda-benda seperti Gramaphon, mesin ketik dll.
Sumber bacaan :

Kamis, 07 Mei 2009

Babad Prambanan, Jakarta, Balai Pustaka : 1981

oleh : Endi Zulkarnaedi

Perang pun berkecamuk, para prajurit Pengging terdesak mundur karena jumlah para prajurit Prambanan lebih banyak dan bersemangat. Mengetahui prajuritnya terdesak mundur, Prabu Anglingdriya murka dan tidak terima, karena kekalutannya, Prabu Anglingdriya memutuskan untuk turun langsung dalam peperangan melawan Prambanan. Namun niatan Sang prabu ini kemudian tidak disetujui oleh Sang Patih Tambakbaya. Menurutnya, seorang raja harus tetap di istana dan tidak meninggalkan istana untuk berperang selama masih memiliki Patih dan bala tentara. Setelah dinasehati oleh sang guru, yaitu Resi Ki Ajar Rencasa. Sang Prabu Anglingdriya bersedia untuk tetap di istana. Patih Tambakabaya meninggalkan istana untuk mencari jago perang. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pemuda gagah yang bernama Raden Darmamaya. Keduanya bertemu dan Patih Tambakbaya mengutarakan maksud hatinya jika ia tengah mencari jago perang untuk membela Pengging yang telah dipukul mundur oleh pasukan Prambanan. Raden Darmamaya menyanggupi permintaan Patih Tambakbaya.
Akhirnya mereka menuju pulang ke Pengging, namun di tengah perjalanan, Patih Tambakbaya dan Raden Darmamaya dihadang oleh bala tentara Prambanan. Perkelahian tak dapat terelakkan. Meskipun serangan dating bertubi-tubi dari segala penjuru, namun dengan kesaktiannya, Raden Darmamaya mampu membunuh bala tentara Prambanan.
Sesampainya di istana Pengging, Patih Tambakabaya menghadap Prabu untuk memberitakan jika sang jago perang telah ditemukan, yang tak lain adalah Raden Darmamaya. Prabu Anglingdriya senang dengan berita ini, ia pun segera memanggil anaknya. Sang permaisuri pun ternyata jug menruh hati pada Raden Darmamaya. Dengan demikian prosesi pernikahan permaisuri Pengging dengan Raden Darmamaya segera dilangsungkan.
Mengetahui hal ini, Prabu Karungkala murka dan memerintahkan untuk menyerang Pengging. Namun karena kesigapan dari Raden Darmamaya, pasukan Prambanan dapat dikalahkan dan Prabu Karungkala yang saat itu ikut berperang mampu dikalahkan oleh Raden Darmamaya.
Sang permaisuri, Roro Jonggrang mengetahui hal tentang kematian suaminya. Ia bersedih dan seolah tidak terima akan hal yang menimpanya. Ia pun mengadakan sayembara, barang siapa yang mampu memukul mundur pasukan Pengging dari wilayah Prambanan, maka akan dijadikan suaminya. Berita ini terdengar sampai ke telinga Raden Baka, putra dari Prabu Dipanata. Raden Baka yang mengetahui sayembara itu dari Ki Ajar Rencasya bergegas menuju Prambanan untuk menemui Roro Jonggrang. Sesampainya di istana Prambanan, Raden Baka sangat terpukau dengan kecantikan Roro Jonggrang, namun Roro Jonggrang belum mau menrima cinta Raden Baka jika ia belum mampu memukul mundur pasukan Pengging dari wilayah Prambanan.
Prabu Baka mengetahui jika lawan yang dihadapinya, yaitu Raden Darmamaya ternyata masih adik sepupunya sendiri. Ia berniat agar peperangan tidak diteruskan dan memilih jalan damai. Raden Baka mengutus seorang prajurit agar menyampaikan kepada Radeng Darmamaya bahwa saat ini Prambanan dikuasai Raden Baka.
Mengetahui hal ini, Raden Darmamaya menarik mundur pasukannya untuk menghindari peperangan dengan Prambanan. Di kesempatan yang berbeda, cucu Prabu Anglingdriya yang dititipkan kepada Ki ajar rencasya, Raden Bandung telah beranjak dewasa. Ia pulan ke Pengging untuk meminta restu dari san kakek, Prabu Anglingdriya untuk turut berperang melawan Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka.
Karena telah dikuasai oleh nafsu, Prabu Baka memrintahkan pasukannya untuk menyerang pasukan Pengging. Pasukan Pengging yang dipimpin Raden Bandung melakukan perlawanan. Akhirnya seorang senopati Prambanan yang bernama Bandawasa berhasil dikalahkan oleh raden bandung, sehingga Raden Bandung berubah nama menjadi Bandung Bandawasa.
Mengetahui salah seorang senopatinya tewas, Prabu Baka turun langsung dalam peprangan melawan Pengging yang dipimpin Bandung bandawasa. Karena Bandung Bandawas memang seorang yang sangat sakti mandraguna, Prabu baka dapat dikalahkan.
Bandung Bondowoso bergegas menuju istana Prambanan yang telah ditinggalkan oleh pasukan dan rakyatnya. Sesampainya di istana, ia berjumpa dengan putri yang amat cantik nan rupawan yang tak lain adalah Roro Jonggrang. Bandung Bondowoso langsung terpikat hatinya oleh kecantikan Roro Jonggrang.Roro Jonggrang sudah kehabisan akal untuk menolak cinta Bandung Bondowoso, segala cara telah ia tempuh untuk meyakinkan Bandung Bondowoso jika Roro Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso dan merka tidak mungkin dapat bersatu.
Sampai pada suatu ketika, Roro Jonggrang menyanggupi keinginan Bandung Bondowoso untuk memperistrinya. Namun dalam kesanggupannya itu, Roro Jonggrang mengajukan permintaan yang harus dipenuhi oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso harus membuat seribu candi dalam waktu semalam untuk Roro Jonggrang. Dimana candi tersebut merupakan persembahan untuk Roro Jonggrang. Tanpa berpikir panjang, Bandung Bondowoso menyanggupi permintaan Roro Jonggrang. Jika kita telaah, tentunya persyaratan yang diajukan Roro Jonggrang sangat tidaklah mungkin dapat dilakukan oleh seorang manusia.
Akhirnya dimulailah pembangunan seribu candi itu, dengan kesaktiannya Bandung Bondowoso mengerahkan seluruh pasukan Jin yang dimiliknya untuk membantu dalam pembangunan seribu candi itu. Mengetahui pembangunan candi akan selesai, Roro Jonggrang panik dan khawatir jika Bandung Bondowoso dapat menyelesaikan tugas yang diberikannya. Akhirnya Roro Jonggrang meminta seluruh warganya untuk menumbuk lesung dan membakar jerami kering agar langit tampak kemerah-merahan yang menandakan jika fajar akan muncul.
Mengetahui telah dibohongi Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso marah dan sudah habis kesabarannya. Bandung Bondowoso meninggalkan pekerjaannya dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi yang belum sempat dibuatnya.

BraVo 2008

Baru pertama kali mengikuti turnamen, tim futsal sejarah 2008 harus terdupak dipertandingan perdana. Pasalnya dipertandingan kemarin, Selasa 3 Maret 2009 mereka harus menjalani partai derby melawan tim sejarah 2005. Sebenarnya tim 08 lebih siap dari berbagai hal. Ini terlihat dari kostum yang mereka kenakan serta kelengkapan lain seperti deker dan kaus kaki yang tidak dimiliki tim lawan. Begitu juga dari segi permainan mereka bisa dikata lebih rapi. Namun pada babak pertama malah tim lawan yang berhasil mencuri gol memanfaatkan kelengahan lini belakang. Permainan semakin memanas ketika tim 08 mencoba mengejar ketertinggalan. Banyak pelanggaran terjadi namun tidak satupun kartu dikeluarkan wasit. Malahan tim 2008 harus pasrah menerima dua kartu kuning yang diberikan kepada Wida dan Tom, mereka melanggar garis marka saat pergantian pemain. Sungguh sayang sekali sepuluh ribu melayang sia-sia.
Beberapa menit kemudian usaha tim 08 membuahkan hasil. Pemain belakang 08 dengan sukses mengecoh kiper lawan menghasilkan gol indah berkat umpan tarik dari Kemin, winger 08. Selanjutnya pertandingan semakin seru dan pelanggaran makin sering terjadi. Namun lagi-lagi wasit tidak memberikan peringatan tegas kepada para pemain. Menjelang menit akhir pertandingan kiper 08, Muhammad Ozy hampir saja berbuat kesalahan fatal. Lemparan bola dari kiper lawan terlepas dari dekapannya dan akan masuk jika dengan cepat tidak dihalaunya. Akhirnya pertandingan pun dihentikan. Kedudukan masih imbang 1 - 1. Adu pinalti pun digelar. Kedua kapten tim menyerahkan line-up para pemainya yang hendak menendang. Menjelang pinalty penonton kian banyak dan bersorak ramai.

Pinalty pertama dilakukan dengan tiga kali tendangan secara bergantian. Tendangan pertama dilakukan oleh tim 05 melalui kapten mereka. Tendangan sudah dilakukan, laju bola yang keras tidak dapat diatasi Ozy dengan baik sehingga gol. Begitu juga kiper tim 05 juga tidak kuasa menahan tendangan Sidik, pemain andalan 08 sehingga bola masuk ke gawang dengan cantik. Tiga kali tendangan sudah dilakukan dan belum menentukan tim mana yang berhak melaju dibabak selanjutnya. Kedua tim berjuang mati-matian mencari kemengangan, harapan sempat muncul dari tim 08 mereka mendapat kesempatan menutup manis adu pinalty itu. Para suporter 08 bersorak ramai berharap pertandingan segera ditutup dengan poin penuh. Namun dewi fortuna tidak memihak tim 08, tendangan kaki kanan sang kapten 08 tidak tepat sasaran, dengan sigap kiper lawan menghalau tendangan itu. Penonton kembali bersorak, pertandingan pembuka tidak kunjung usai.

Akhirnya diadakan tendangan tambahan dan semua pemain diharuskan menendang termasuk pemain pengganti. Lagi-lagi tim 08 mendapat kesempatan emas lewat kaki Muklis, striker tertajam di tim 08. Namun tendangannya jauh dari harapan. Dengan mudah kiper lawan menghalau tendangan tersebut. Akhirnya tiba tim 05 menendang, penonton semakin bersorak ramai. Ozy kewalahan menahan tendangan lawan dan terjadilah gol. Gol tersebut tidak dapat dibalas oleh tim 08 sehingga harus tersingkir dari turnamen perdana mereka.

oleh : ndaru