Anda yang memiliki organ dirumah entah itu keluaran baru ato jadul (jaman dulu) asalkan tidak rusak pastilah organ anda tersebut menyimpan suara piano. Lalu bagaimana anda mensikapi fasilitas tersebut? Kebanyakan para pengguna enggan menggunakan fasilitas piano untuk bermain musik. Mereka lebih suka memainkan organ dengan setingan chord yang sudah dimiliki organ, karena selain lebih mudah suaranya juga enak didengar. Terlebih dengan organ modern menggunakan disket yang dimana kita tinggal mengisi nada lagu saja, tentunya yang demikian ini kurang menantang. Untuk itu saya disini bermaksud membuat postingan berupa chord (kunci) piano yang tentunya juga sama dengan chord organ.
Catatan:
Bagi pemula bermain organ ato piano memang sangat sulit. Sebagaimana mengetik, tangan kita terasa pegal2 sesudah memainkannya. Persendian terasa linu, jemari kita terasa sakit itu semua karena kita tak biasa melakukannya. Terlebih pada saat kita berlatih kunci/ chord, tangan kiri kita rasanya menderita sekali. Namun semua kesedihan itu terobati oleh suara denting piano ato organ yang merdu. Kita bisa menghayati suaranya, menemukan ato mencari nada yang pas ato sepadan. Memang bermain musik itu suatu penghayatan yang di tuangkan dalam bidak yang disebut alat musik.
Disini saya mencoba membantu saudara sekaliyan berlatih organ ato piano. Pertama anda harus mengetahui dasar2 kunci / chord piano, kunci yang sering dipakai adalah C, F, G, E, Em, A, Am, D, Dm dan Bm. Adapun kunci2 tersebut termasuk mudah karena menggunakan tiga jari. Apabila anda sudah hapal beberapa kunci tadi sudah dipastikan anda dapat ikut nge-band ato organ tunggal. Lagu2 nya yang populer dimainkan adalah lagu Dewa, Ungu, Peterpan, ato Slank ato munkin lagu yang lain seperti Gaby- tinggal kenangan. Disini saya berikan copy lirik dan chor lagu yang slow dan mudah dimainkan :
Dewa ( munajat cinta)
Ungu ( yang terdalam )
Peterpan ( semua tentang kita )
Slank ( ku tak bisa )
Republik ( hanya ingin kau tahu )
Gaby ( tinggal kenangan )
Selamat berlatih. Bila ada yang mengganjal berikkan komentar di blog ini ato kirim aja ke ndaru123@gmail.com
Pages - Menu
▼
Jumat, 30 Januari 2009
Nasib bangsa kita ditangan pemimpin
Banyak orang mengatakan jika nasib bangsa indonesia berada ditangan rakyat. Sebagaimna semboyan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono “Bersama Kita Bisa”. Saya setuju dengan semboyan tersebut, memang untuk membangun negara perlu partisipasi seluruh elemen rakyat. Tetapi kita juga harus tahu siapa yang lebih bertanggung jawab dalam membangun bangsa? Rakyat kah atau Pemimpinnya. Untuk hal ini saya setuju jikalau pemimpin lebih merupakan faktor penentu kemakmuran suatu bangsa dan kemakmuran rakyat adalah buktinya.
Sudah 63 tahun bangsa kita merdeka, terbebas dari penjajahan namun kita masih tetap merasa terjajah dan menderita. Harga-harga kebutuhan yang semakin mencekik, angka kemiskinan yang tak jelas banyaknya, korupsi dll sungguh semua ini seperti tak ada ubahnya dengan masa kolonial. Kalo begitu apa kita sudah merdeka? Arti merdeka mungkin sebatas pada penghapusan diskriminasi antar elit masyarakat pada masa revolusi kemerdekaan. Sekarang kondisi bangsa kita tampak mewah, berbagai fasilitas sudah baik dan modern. Namun itu semua akan terasa fana jika mengingat banyak fasilitas yang diimpor dari negara asing, walaupun toh tidak semuanya. Bangsa kita masih terlalu konsumtif terhadap barang asing dan enggan memakai barang negri sendiri. Hal ini lah yang membuat bangsa kita semakin menderita karena keuntungan tidak masuk kas negara melainkan ke negara lain. Kondisi ini membuktikan jika kita masih terjajah. Dan apa yang menjajah adalah skema mutakhir yang rapi dari investor asing yang dibuka lebar oleh pemerintah kita sendiri. Dalam hal ini pemimpin salah. Pemimpin yang baik harus berani menendang dan mengganti sistem ini.
Kita tidak bisa menutup mata melihat kelakuan para pemimpin kita. Sebagai contoh KPK pada hari Rabu, 9 April 08 menangkap basah anggota DPR terkait suap dan korupsi alih fungsi hutan lindung. Tentu saja ini membuat rakyat geram, pemimpin yang semestinya melindungi rakyat malah mengkhianati rakyat. Untuk itu hukuman apakah yang harus divoniskan pada wakil kita ini? Belum lagi aparat negara yang seharusnya menegakan hukum malah menjadikannya untuk kepentingan sendiri. Sungguh kondisi yang memprihatinkan, kaum eksekutif dan yudikatif tidak berjalan di tempatnya.
Pemimpin adalah orang yang berpengaruh atau dapat mempengaruhi. Dengan kekuasaannya ia dapat menciptakan program2, kebijakan yang sepenuhnya kehendak dia. Jadi pemimpin harus bisa menjadi hero (pahlawan) menyelamatkan nasib rakyat. Sebagaimana yang pernah ia janji2 kan saat masa kampanye. Pemimpin harus siap menderita demi rakyatnya, sebagaimana Jendral Besar Sudirman dalam perjuangannya. Walaupun sakit kian parah tetapi tetap berjuang membela rakyat yang lemah.
Sudah 63 tahun bangsa kita merdeka, terbebas dari penjajahan namun kita masih tetap merasa terjajah dan menderita. Harga-harga kebutuhan yang semakin mencekik, angka kemiskinan yang tak jelas banyaknya, korupsi dll sungguh semua ini seperti tak ada ubahnya dengan masa kolonial. Kalo begitu apa kita sudah merdeka? Arti merdeka mungkin sebatas pada penghapusan diskriminasi antar elit masyarakat pada masa revolusi kemerdekaan. Sekarang kondisi bangsa kita tampak mewah, berbagai fasilitas sudah baik dan modern. Namun itu semua akan terasa fana jika mengingat banyak fasilitas yang diimpor dari negara asing, walaupun toh tidak semuanya. Bangsa kita masih terlalu konsumtif terhadap barang asing dan enggan memakai barang negri sendiri. Hal ini lah yang membuat bangsa kita semakin menderita karena keuntungan tidak masuk kas negara melainkan ke negara lain. Kondisi ini membuktikan jika kita masih terjajah. Dan apa yang menjajah adalah skema mutakhir yang rapi dari investor asing yang dibuka lebar oleh pemerintah kita sendiri. Dalam hal ini pemimpin salah. Pemimpin yang baik harus berani menendang dan mengganti sistem ini.
Kita tidak bisa menutup mata melihat kelakuan para pemimpin kita. Sebagai contoh KPK pada hari Rabu, 9 April 08 menangkap basah anggota DPR terkait suap dan korupsi alih fungsi hutan lindung. Tentu saja ini membuat rakyat geram, pemimpin yang semestinya melindungi rakyat malah mengkhianati rakyat. Untuk itu hukuman apakah yang harus divoniskan pada wakil kita ini? Belum lagi aparat negara yang seharusnya menegakan hukum malah menjadikannya untuk kepentingan sendiri. Sungguh kondisi yang memprihatinkan, kaum eksekutif dan yudikatif tidak berjalan di tempatnya.
Pemimpin adalah orang yang berpengaruh atau dapat mempengaruhi. Dengan kekuasaannya ia dapat menciptakan program2, kebijakan yang sepenuhnya kehendak dia. Jadi pemimpin harus bisa menjadi hero (pahlawan) menyelamatkan nasib rakyat. Sebagaimana yang pernah ia janji2 kan saat masa kampanye. Pemimpin harus siap menderita demi rakyatnya, sebagaimana Jendral Besar Sudirman dalam perjuangannya. Walaupun sakit kian parah tetapi tetap berjuang membela rakyat yang lemah.
Sudah saatnya rakyat bangkit, kita belum merdeka, kita harus mengambil alih kursi kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat. Karena rakyat adalah kita. Karena nasib bangsa kita di tangan pemimpin.